Sabtu, 11 November 2017

PROBLEM SOLVING



PROBLEM SOLVING

OLEH:

KELOMPOK IV

1.    MindaUbahManoraSiregar              (8176171019)
2.    Philips Siagian                                    (8176171024)
3.    SyamsahFitri                                      (8176171034)

MATA KULIAH           : Arah Kecenderungan dan Isu Dalam  
                                           Pendidikan  Matematika
DOSEN PENGAMPU   : Prof. Dr. Hasrattudin, M.Pd
KELAS / PRODI           : A1 / Pasca Pendidikan Matematika
Description: logo pasca








PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Salah satu kegiatan pendidikan adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar. Belajar diartikan sebagai proses memperoleh kompetensi yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik. Secara umum, proses belajar mengajar atau proses pembelajaran dapat diartikan sebagai proses memperoleh dan mengembangkan kompetensi peserta didik yang dilakukan melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas memerlukan persiapan yang baik dari pendidik semua mata pelajaran. Persiapan yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan skenario dalam pembelajaran. Dalam penyusunan RPP seorang pendidik perlu memperhatikan pendekatan, metode, dan strategi yang akan dipakai dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pemilihan suatu stratergi pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Pada hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan menggunakan hanya satu metode. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode dilakukan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai dengan baik karena tidak semua strategi pembelajaran cocok dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Oleh karena itu, pemilihan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Di dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran diartikan sebagai usaha dalam memperdayakan cara mengajar, sumber belajar, media pembelajaran, sarana dan prasarana, serta lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat banyak strategi pembelajaran, diantaranya strategi pembelajaran diskusi, strategi pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran problem solving, dan lain-lain. Strategi pembelajaran problem solving merupakan strategi pembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini, karena sesuai dengan kurikulum saat ini yang menginginkan bahwa siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran problem solving juga dapat melatih kemampuan siswa dalam menganalisis setiap masalah yang diberikan kepada mereka.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami (1) pengertian strategi pembelajaran problem solving, (2) karakteristik strategi pembelajaran problem solving, (3) tahapan (syntax) dari strategi pembelajaran problem-solving, (4) kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran problem solving, dan (5) penerapan strategi pembelajaran problem solving dalam pembelajaran matematika.
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat dalam membantu pebelajar lebih memahami strategi pembelajaran problem solving, karakteristik strategi pembelajaran problem solving, tahapan dalam strategi pembelajaran problem solving, kekurangan dan kelebihan strategi pembelajaran problem solving, serta penerapan strategi pembelajaran problem solving dalam pembelajaran matematika. Bagi Pendidik, diharapkan makalah ini bermanfaat dalam menerapkan strategi problem solving dalam Pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika.
1.2.       Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam Makalah ini adalah:
1.        Apakah yang dimaksud dengan pemecahan masalah matematika (problem solving)?
2.        Apasajakah karakter pembelajaran berbasis masalah (problem solving)?
3.        Apa alat ukur  pembelajaran berbasis masalah (problem solving)?         
1.3.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.        Untuk mengetahui pengertian pemecahan masalah (problem solving)
2.        Untuk mengetahui  karakter pemecahan masalah (problem solving)
3.        Untuk mengetahui alat ukur pembelajaran berbasis masalah (problem solving)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika berasal dari perkataan Yunani, mathematike, yaitu ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan. Secara Etimologis kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno Mathema, yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “pengkajian matematika”. Kata sifat dari mathema adalah matematikhos, berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauh berarti matematis.
Menurut Hamzah, matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis. Sedangkan menurut Reys bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan sebuah alat.
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, Hamzah B.Uno (dalam Istarani, 2014: 2) mengatakan bahwa “pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”,dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”.
Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2012: 202) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan Hubungan–hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Lerner (dalam Abdurrahman, 2012: 202) mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas, Kline juga mengemukakan bahwa matematika bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
Berdasarkan uraian diatas yang kami dapat dari beberapa jurnal maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses pendidikan dimana terjadi proses sosialisai individu siswa dengan lingkungannya yang di dalamnya ada proses pembelajaran untuk membangun pamahaman matematika, yang dimana siswa tidak hanya berinteksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan terutama dalam pembelajaran matematika.

2.2.       Pengertian  Pemecahan Masalah (Problem solving)
Sebelum membahas tentang apa itu problem solving (pemecahan masalah), terlebih dahulu harus diketahui terlebih dahulu pengertian masalah. Menurut John Dewey (dalam Killen, 2007) masalah adalah sesuatu yang diragukan atau sesuatu yang belum pasti. Menurut pendapatnya masalah yang perlu dikemukakan memiliki 2 kriteria, yaitu (1) Masalah yang dipelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat dan perkembangan kebudayaan, (2) Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang penting dan relevan dengan permasalahan yang dihadapi peserta didik. Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.
Secara umum, masalah dipisahkan menjadi 3 kategori, yaitu: masalah dalam kegiatan sehari-hari (routine problem), masalah yang bukan merupakan kegiatan sehari-hari (non-routine problem), dan Open-ended problem (Killen, 2007). Routine problem adalah masalah yang dapat diselesaikan dengan penerapan proses yang sudah diketahui sebelumnya. Banyak soal matematika sederhana tergabung dalam kategori ini, dan mungkin disebut yang terbaik untuk latihan. (Sebagai contoh, untuk kebayakan anak-anak umur 7 tahun, ini menjadi sebuah routine problem: jika Ani menghabiskan Rp.10.000  di suatu toko dan Rp.5.000 di toko yang lain, berapa banyak uang yang dihabiskan Ani?). Non-routine problem adalah permasalahan yang mana metode pemecahan masalah harus ditemukan sebagai bagian dari proses pemecahan masalah. Dalam pembelajaran matematika, masalah disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika (Contoh “Banyak laki-laki dibandingkan banyak perempuan yang akan menumpang sebuah kapal laut adalah 2 : 5. Bila diantara para pria yang ikut itu ada 6 orang yang tidak jadi ikut, maka perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang ikut menjadi 1 : 2. Berapa banyak orang yang ikut berangkat dengan kapal tersebut?”). Problem solving adalah permasalahan yang dapat dipecahkan dengan beberapa metode yang berbeda dan terdapat lebih dari satu jawaban tergantung pada asumsi yang dibuat. Sebagai contoh, bagaimana pemakaian petrol di Australia dapat berkurang? Atau dalam pelajaran matematika 10+5 =…?  Jawabannya dapat bermacam macam, seperti: 10+5 = 15, 10+5 = 30-15, 10+5 = 5x3, 10+5 = 16-1, dan masih banyak lagi.
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat ini peserta didik belajar merumuskan pemecahan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematika, yang menggunakan semua kaidah yang dikuasainya. Pemecahan masalah adalah suatu proses kompleks yang menuntut seseorang untuk mengkoordinasikan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan intuisi dalam rangka memenuhi tuntutan dari suatu situasi.
Menurut Sumarmo (2000) pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan pemecahan masalah matematika merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain.
Menurut Mayo, Donnelly, Nash, & Schwartz (dalam Killen, 2007) strategi pemecahan masalah adalah sebuah strategi pendidikan untuk mengemukakan situasi-situasi dunia nyata, bermakna, dan kontekstual, serta menyediakan sumber daya, bimbingan, dan pengajaran kepada siswa ketika mereka mengembangkan pengetahuan konten dan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah lebih dari sekedar pengumpulan pengetahuan dan aturan-aturan. Kemampuan memecahkan masalah merupakan pengembangan strategi-strategi kognitif fleksibel yang membantu menganalisis situasi-situasi yang belum terdefinisi secara jelas dan tidak terantisipasi sebelumnya yang kemudian menghasilkan jawaban yang jelas.
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu permasalahan. Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah teknik mengajar melalui pemecahan masalah. Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu sendiri. Mengajar memecahkan masalah berarti, pemecahan masalah itu sebagai isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah sebagai suatu strategiberar kedudukan pemecahan masalah itu hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pengajaran. Untuk menggunakan problem solving sebagai sebuah strategi pembelajaran, pendidik perlu melalukan kerja lebih banyak dibandingkan hanya memberikan beberapa permasalahan di papan tulis, kemudian membiarkan peserta didik berlatih dengan mengerjakan permasalahan tersebut. Pendidik perlu menjelaskan kepada peserta didik apa yang pendidik inginkan untuk dipelajari oleh peserta didik, mengapa pendidik menggunakan pemecahan masalah untuk mengajar, dan harapan pendidik tentang interaksi antara peserta didik dan peserta didik, serta interaksi antara peserta didik dan peserta didik lainnya. Melalui proses pembelajaran ini, fokus pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman mereka mengenai konsep-konsep penting (bukan hanya prosedur pemecahan masalah). Pencapaian terbaik didapatkan dengan permasalahan yang nyata dan menggunakan waktu lama untuk memecahkannya serta mampu mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman secara mendalam dibandingkan permasalahan yang membutuhkan waktu yang singkat untuk dipecahkan. 
Dari beberapa jurnal yang kami dapat maka kami dapat menyimpulkan secara umum bahwa pemecahan masalah matematika adalah suatu usaha menemukan solusi dari suatu masalah matematika dengan menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan matematika yang telah diperoleh sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran ini menekankan pada berpikir kritis siswa dan keterampilan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran dengan mengaitkan pada dunia nyata dan pengalaman siswa. Peran guru dalam pendekatan pembelajaran ini adalah menyajikan masalah. Pembelajaran Berbasis masalah dilain pihak berlandaskan kepada psikologi kognitif sebagai pendukung teoritisnya. Fokus pembelajaran tidak begitu banyak pada apa yang dilakukan siswa (perilaku), melainkan kepada apa yang dipikirkan siswa (kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar memecahakan masalah oleh mereka sendiri.
Berdasarkan beberapa konsep tentang pemecahan masalah (problem solving) seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran  problem solving adalah suatu strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang ada tersebut.

2.3.       Karakteristik Pemecahan Masalah (Problem solving)
Ciri-ciri strategi pembelajaran problem solving secara umum adalah sebagai berikut:
1)   Diawali dari sebuah masalah      
2)   Adanya tuntutan dari peserta didik untuk berpikir dan bertindak kreatif
3)   Adanya tuntutan bagi peserta didik untuk memecahkan masalah
4)   Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk
      menyelesaikan  masalah yang dihadapi dengan tepat
5)   Peserta didik bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil
6)   Pengajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mengandung persoalan-
      persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak  
      kemungkinan cara pemecahannya (open-minded problem)
7)   Peserta didik menggunakan banyak pendekatan dalam belajar
8)   Hasil dari pemecahan masalah adalah tukar pendapat (sharing) diantara semua
      peserta didik.
Pemilihan pemasalahan yang sesuai merupakan hal terpenting dalam strategi pembelajaran problem solving. Pedoman yang berguna untuk memilih permasalahan adalah bahwa permasalahan tersebut harus memenuhi ketiga kriteria dasar, yaitu : permasalahan tersebut harus relevan, komperhensif (menyeluruh),  dan memiliki kerumitan yang sesuai.
1)            Permasalahan tersebut harus relevan,  artinya permasalahan tersebut dapat menjaga ketertarikan peserta didik dalam jangka waktu yang lama yang memungkinkan peserta didik untuk memindahkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang baru diperoleh keluar ruang kelas, sehingga pengalaman tersebut dapat menambah kemampuan mereka dalam memecahkan permasalahan dunia nyata dan peserta didik dapat melihat bagaimana professional menganalisis dan memecahkan permasalahan
2)            Ketertarikan peserta didik dalam jangka waktu yang lama yang memungkinkan peserta didik untuk memindahkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang baru diperoleh keluar ruang kelas, sehingga pengalaman tersebut dapat menambah kemampuan mereka dalam memecahkan permasalahan dunia nyata dan peserta didik dapat melihat bagaimana professional menganalisis dan memecahkan permasalahan.
3)            Untuk menjadi komperhensif, permasalahan harus mengijinkan peserta didik untuk menjelajah konsep yang luas dan mengembangkan keterampilan yang khusus. Saat merancang permasalahan, sangat berguna untuk memulai dari pemikiran dasar atau konsep utama, lalu mengidentifikasi fakta dasar, konsep, atau ide yang pendidik inginkan untuk peserta didik temukan ketika mereka memecahkan permasalahan. Selanjutnya, pendidik harus menyusun proses pembelajaran sehingga dapat menyelidiki isu tersebut.
4)            Kerumitan dari suatu permasalahan harus merefleksikan kerumitan dari permasalahan dunia nyata. Hal ini akan menjamin ada lebih dari satu jawaban untuk suatu permasalahan, hal itu mengijinkan perspektif yang berbeda dan pemecahan yang diekplorasi. Permsalahan yang rumit juga mendorong peserta didik untuk memasukkan pendekatan multidisiplin ke dalam pemecahan masalah.
Branca, N.A (dalam Hasrat, 2015) dalam metematika pemecahan masalah (problem solving) memiliki kekhasan tersendiri, secara garis besar terdapat 3 macam interprestasi istilah problem solving dalam pembelajaran matematika yaitu:
1.      Problem solving sebagai tujuan (as a goal)
Bila problem solving ditetapkan atau dianggap sebagai tujuan pengajaran maka ia tidak tergantung pada soal atau masalah yang khusus, prosedur, atau metode, dan juga isi matematika. Anggapan yang penting dalam hal ini adalah bahwa pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan masalah (solve problem) merupakan “alasan utama” (primary reason) belajar matematika.
2.        Problem solving sebagai proses (as a prosess)
Dalam aspek ini problem solving dapat diartikan sebagai proses mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak biasa. Yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur, strategi, heuristik yang digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu maslah.
3.        Problem solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill)
Keterampilan dasar yang dikemukakan antara lain keterampilam berhitung, keterampilan aritmetika, keterampilan logika, keterampilan “matematika”, dan lainnya.
Jadi, pemecahan masalah matematika merupakan hal yang sangat penting, sehingga menjadi tujuan umum pengajaran metematika bahkan sebagai jantungnya metematika, lebih mengutamakan proses daripada hasil, sebagai fokus dari matematika sekolah dan bertujuan untuk membantu dalam mengembangkan berpikir secara matematis.

2.4.       Langkah-langkah Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem solving)
Polya 1973 (dalam Hasrat, 2015) mengembangkan model, prosedur, atau heuristik pemecahan masalah yang dikelompokkan atas tahapan-tahapan pemecahan masalah, yaitu:

1.      Memahami masalah (understanding the problem)
Memahami masalah merujuk pada identifikasi fakta, konsep, atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, sehinnga kemampuan yang dituntut pada tahap ini dalam menyelesaikan masalah antara lain mengidentifikasi: apa (data) yang diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan).
2.      Merencanakan pemecahan (devising a plan)
Membuat rencana merujuk pada penyusunan model matematika dari masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah: mencoba mencari atau mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun prosedur penyelesaian (membuat konjektur).
3.      Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan) .
Melaksanakan rencana merujuk pada penyelesaian model matematika. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah: menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian, memeriksa apakah semua langkah sudah benar, dan dapatkah dibuktikan apakah langkah tersebut sudah benar.
4.      Memeriksa kembali kebenaran penyelesaian (looking back)
Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah: menganalisis dan mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, atau apakah ada prosedur lain, dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain.
Reserved: Understanding the problemProses dinamis pemecahan masalah menurut Wilson et al (dalam Hasrat, 2015) dapat digambarkan sebagai berikut :
 





Sehingga, alat untuk mengukur  kemampuan pemecahan masalah matematis dalam penelitian ini adalah:
1.      Memahami masalah (understanding the problem), yaitu mengidentifikasi kecukupan data untuk menyelesaikan masalah sehingga memperoleh gambaran lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah tersebut.
2.      Merencanakan penyelesaian (devising a plan), yaitu menetapkan langkah-langkah penyelesaian,    pemilihan konsep, persamaan dan teori yang sesuai untuk setiap langkah.
3.      Menjalankan rencana (carrying out the plan), yaitu menjalankan penyelesaian berdasarkan langkah -langkah yang telah dirancang dengan menggunakan konsep, persamaan serta teori yang dipilih.
4.      Melihat kembali apa yang telah dikerjakan (looking back), yaitu tahap pemeriksaan, apakah langkah-langkah penyelesaian telah terealisasikan sesuai rencana sehingga dapat memeriksa kembali kebenaran jawaban yang pada akhirnya membuat kesimpulan akhir.

2.5.       Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Langkah Pemecahan Masalah Matematika
Indikator Yang Diukur
No.
Soal
Materi
1. Memahami masalah
·    Menuliskan yang diketahui
·    Menuliskan cukup, kurang atau berlebihan hal-hal yang diketahui
·    Menulis untuk menyelesaikan soal
1,2,3,4
   Lingkaran
2. Merencanakan Pemecahannya
·     Menuliskan cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal.
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana
·   Melakukan perhitungan, diukur  dengan melaksanakan rencana yang sudah di buat serta membuktikan bahwa langkah yang dipilih benar.
4.Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.
Melakukan salah satu kegiatan berikut:
·   Memeriksa penyelesaian (mengetes atau menguji coba jawaban).
·    Memeriksa jawaban adakah yang kurang lengkap atau kurang jelas.

contoh soal pemecahan masalah :
·      Sebuah tabung yang memiliki jari jari 5 cm dan tinggi 8 cm akan kita gunakan untuk menuangkan air ke dalam tabung yang lebih besar dengan jari-jari 20 cm dan tinggi 2 m. Berapa kalikah kita harus menuangkan air dengan tabung kecil itu agar tabung besar terisi penuh?
Jawab:                 
·      Pada tabung kecil
     Dik: jari-jari (r) = 5 cm
                 Tinggi  (t)  = 8 cm
·      Pada tabung Besar
Dik : jari-jari (r)  = 20 cm
Tinggi (t)   = 2 m  = 200 cm
Ditanya: Berapa kalikah kita harus menuangkan air dengan tabung kecil  
               itu agar tabung besar terisi penuh?
Maka volume tabung kecil, 
                                            
                                            
Maka volum tabung besar, 
                                            
                                            
Dengan demikian, agar tabung besar terisi penuh air , maka kita harus menuangkan air dengan tabung kecil sebanyak 400 kali.
Jawaban
Indikator
Pada tabung kecil
Dik: jari-jari (r) = 5 cm
                    Tinggi  (t)  = 8 cm
Pada tabung Besar
Dik : jari-jari (r)  = 20 cm
          Tinggi (t)   = 2 m  = 200 cm
Ditanya:
Berapa kalikah kita harus menuangkan air dengan tabung kecil itu agar tabung besar terisi penuh?

Maka volume tabung kecil,
    
    
    
Maka volum tabung besar,
 


 Dengan demikian, agar tabung besar terisi penuh air , maka kita harus menuangkan air dengan tabung kecil sebanyak 400 kali.

1. Memahami Masalah
·         Data di ketahui dan ditanya
·         Bagaimana kondisi soal
·         Jika perlu maka buat gambar



2. Rencana penyelesaian
·         Adakah soal yang sama atau serupa dalam bentuk lain
·         Adakah soal yang berkaitan dengan masalah tersebut
3. Melaksanakan rencana
·         Laksanakan rencana
·         Periksa tiap langkah
·         Apakah langkah sudah benar/dapat dibuktikan


4. Pengecekan/tinjau Ulang
·         Apakah solusi ini sudah benar
·         Dapatkah hasilnya dicari dengan cara lain
·         Dapatkah cara itu digunakan untuk masalah lain
Pedoman Penskoran KemampuanPemecahan Masalah
Aspek yang Dinilai
Reaksi Terhadap Masalah
Skor
Memahami Masalah
Tidak ada jawaban sama sekali
0
Salah menginterpretasikan sebagian soal
1
Menulis data/informasi dari soal dengan lengkap dan benar
2
Merencanakan Pemecahan Masalah
Tidak ada jawaban sama sekali
0
Strategi yang digunakan tidak relevan atau tidak sesuai dengan masalah sama sekali
1
Menuliskan informasi dan strategi tapi tidak lengkap
2
Menuliskan informasi dan strategi lengkap dan benar
3
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Tidak ada penyelesaian sama sekali
0
Menggunakan langkah-langkah penyelesaian yang mengarah kesolusi yang benar tetapi tidak lengkap
1
Menggunakan langkah-langkah penyelesaian dengan lengkap tetapi hasilnya salah
2
Hasil dan prosedur benar
3
Memeriksa Kembali
Tidak ada pemeriksaan sama sekali
0
Ada pemeriksaan tetapi tidak lengkap
1
Pemeriksaan dilaksanakan dengan lengkap untuk melihat kebenaran hasil dan proses
2







2.6.       Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving)dan Jawaban
SOAL TEST
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


Rounded Rectangle: Nama Siswa :
Kelas   : VIII-
No.Urut :
Waktu  : 80 Menit
 





Petunjuk Khusus :
Ø  Tulisalah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor urut pada lembar jawaban yang tersedia.
Ø  Periksa dan bacalah soal serta petunjuk pengerjaannya sebelum menjawab.
Ø  Tanyakan kepada Ibu/Bapak Guru pengawas jika ada soal yang kurang jelas.
Ø  Dahulukan menjawab soal yang mudah.
Ø  Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan.

SOAL
1.      Sebuah meja berbentuk lingkaran mempunyai Jari-jari 105 cm dan luas 3,4650 cm2.Berapakah keliling meja tersebut?
a.       Dari informasi diatas buatlah hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal! Apakah data yang diketahui kurang, cukup atau berlebihan untuk menghitung hal yang ditanyakan ?
b.      Bagaimana cara menghitung keliling meja tersebut?
c.       Hitunglah keliling meja tersebut!
d.      Menurut Ari keliling meja adalah 660 cm sedangkan menurut Ani keliling meja adalah420 cm, manakah yang benar ? Berikan jawabanmu !
2.      Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Di dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam berbentuk setengah lingkaran dengan panjang diameter 6 m. Taman tersebut akan ditanami rumput kecuali kolamnya.
a.       Dari informasi diatas buatlah hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal? Apakah data yang diketahui kurang, cukup atau berlebihan untuk menghitung hal yang ditanyakan ?
b.      Bagaimana cara menghitung luas taman yang ditanami rumput?
c.       Hitunglah luas taman yang ditanami rumput!
d.      Menurut Nita luas taman yang di tanami rumput adalah 400 cm2 sedangkan menurut Rita luas taman yang di tanami rumput adalah 300 cm2, manakah yang benar ? Berikan jawabanmu!
3.      Beberapa anak kecil bermain-main di halaman rumah. Mereka berlari dan membentuk lintasan berbentuk lingkaran. Lintasan tersebut diukur dari ujung sisi keujung sisi yang lainnya sehingga membagi dua sama bagian lintasan tersebut dengan panjang 500 m, tentukan luas halaman tersebut!
a.       Dari informasi diatas buatlah hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal! Apakah data yang diketahui kurang, cukup atau berlebihan untuk menghitung hal yang ditanyakan ?
b.      Bagaimana cara menghitung Luas halaman tersebut?
c.       Hitunglah luas halaman tersebut!
d.      Menurut kiki luas halaman adalah 1000 cm2 sedangkan menurut Robi luas halaman adalah 1500 cm2, manakah yang benar ? Berikan jawabanmu!
4.    Mina mengukur keliling kolam ikan yang berbentuk lingkaran dengan tali. Setelah di ukur, ternyata panjang tali adalah 43,96 m. Berapakah jari- jari kolam tersebut ?
a.       Dari informasi diatas buatlah hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal! Apakah data yang diketahui kurang, cukup atau berlebihan untuk menghitung hal yang ditanyakan ?
b.      Bagaimana cara menghitung jari-jari kolam tersebut?
c.       Hitunglah jari- jari kolam teresebut!
d.      Menurut Sari jari-jari kolam adalah 4 m sedangkan menurut Rani jari-jari kolam adalah 3m, manakah yang benar ? Berikan jawabanmu!
5.      Lingkaran A memiliki diameter sebesar D, lingkaran B diameternya 3D. Perbandingan Luas lingkaran A dan lingkaran B adalah....
a.       Dari informasi diatas buatlah hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal! Apakah data yang diketahui kurang, cukup atau berlebihan untuk menghitung hal yang ditanyakan ?
b.      Bagaimana cara mencari perbandingan luas lingkaran diatas?
c.       Carilah perbandingan luas lingkaran A dan B!
d.      Menurut Fika perbandingan luas lingkaran A dan B adalah 2: 3 sedangkan menurut Fani perbandingan luas lingkaran A dan B adalah 1: 3, manakah yang benar ? Berikan alasanmu!









 
Selamat Bekerja





















Kunci Jawaban Dan Rubrik Penilaian
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Nomor
Soal
Kunci Jawaban
Skor
1.
A. Memahami Masalah
Membuat model Matematika
Dik : Meja berbentuk Lingkaran
         Jari-jari (r)       = 105 cm
         Luas meja (L)  = 34650 cm2
Dit : Keliling meja
Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut berlebih untuk menghitung keliling meja.
B.     Merencanakan Penyelesaian Masalah
Untuk menghitung keliling meja dapat di hitung dengan menggunakan rumus keliling lingkaran yaitu:
K = 2  x r
Atau dapat mencari terlebih dahulu panjang diameter meja dengan :
d = 2r = 210 cm
K =  x d
C. Menyelesaikan Pemecahan Masalah
CARA I                                   CARA II
       K =  x d                                      K = 2  x r
       K = x 210                            K = 2 x  x 105
       K = 660 cm                                K = 660 cm                               
Jadi,  keliling meja adalah 660 cm
D.  Memeriksa kembali
Menurut Ari keliling meja adalah 660 cm
       Keliling meja  =  x d                                     
                           = x 210                           
                    = 660 cm      
 660 = 660                       
Sedangkan menurut Ani keliling meja adalah 420 cm.
        Keliling meja  =  x d                                      
                                = x 210                           
                        = 660 cm 
   420 ≠ 660   
Jadi, jawaban Ari benar dan jawaban Ani salah.
6








4








6





4
2.
A. Memahami Masalah
Membuat model Matematika
 Dik : Taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran Panjang  (p) = 8  m
         Lebar (l)      = 6 m.
         Di dalamnya terdapat kolam berbentuk ½ lingkaran  dengan diameter (d) = 6 m
Dit : Luas taman yang ditanami dengan rumput
Jadi, informasi diatas cukup untuk menghitung luas taman yang diatanami rumput.
B.    Merencanakan Penyelesaian Masalah
Untuk menghitung luas taman yang ditanami rumput, maka terlebih dahulu menghitung luas taman keseluruhan yaitu :
L. Taman                = p x l
                               =  8 x 6 m = 48 m2
Kemudian menghitung luas kolam yaitu :
d = 6 m,   r  = 3 m
L. kolam (½ lingkaran )          = ½ x  r2
                                                = ½ x 3,14 x 32
                                                =  14,13 m2
C.    Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Luas taman yang ditanami rumput adalah
= L. taman  - L. kolam 
= 48 – 14,13 m2  
= 33, 87 m2
Jadi, Luas taman yang ditanami rumput adalah 33, 87 m2
D.    Memeriksa kembali
Menurut Nita luas taman yang di Tanami rumput adalah 400m2. 
Luas taman yang ditanami rumput adalah
= L. taman  - L. kolam 
= 48 – 14,13 m2  
= 33, 87 m2
 400 ≠ 33, 87
sedangkan menurut Rita luas taman yang di Tanami rumput adalah 300 m2.
Luas taman yang ditanami rumput adalah
= L. taman  - L. kolam 
= 48 – 14,13 m2  
= 33, 87 m2
300 ≠ 33, 87 m2
Jadi, jawaban Nita dan Rita Salah.

6















4









6








4
3.
A. Memahami Masalah
Membuat model Matematika
Dik : Lintasan bermain anak-anak membentuk lingkaran.   Lintasan tersebut diukur dari ujung sisi keujung sisi yang lainnya sehingga membagi dua sama bagian lintasan tersebut dengan panjang 500 m
       Jadi, diameter (d) = 500 m
Dit : Luas halaman bermaian anak-anak
Jadi, informasi diatas cukup untuk menghitung Luas halaman bermain anak-anak
B.    Merencanakan Penyelesaian Masalah
Untuk menghitung Luas halaman bermain anak-anak, yaitu pertama dengan cara mencari dan menentukan diameter dari halaman tersebut.  Diameter dapat ditentukan dengan mengambil ukuran dari ujung sisi ke ujung sisi yang lainnya sehingga membagi lingkaran menjadi dua bagian yang sama. Kemudian memasukkan nilai diameter ke dalam rumus luas lingkaran yaitu :
L = ¼ x   d2
C.    Menyelesaikan Pemecahan Masalah                                  
     Luas Halaman bermain:
      L = ¼ x   d2                                                           
      L = ¼ x 3,14 x 5002
      L =  196.250 m2                                                    
Jadi, Luas halaman bermain adalah 196.250  m2
D.    Memeriksa kembali
Menurut Kiki luas halaman bermaian anak-anak adalah 1000m2.
     Luas Halaman bermain:
      L = ¼ x   d2                                                           
      L = ¼ x 3,14 x 5002
      L =  196.250 m2                                                    
1000 ≠ 196.250  m2.
sedangkan menurut Robi luas bermaian ank-anak adalah 1500m2.
     Luas Halaman bermain:
      L = ¼ x   d2                                                           
      L = ¼ x 3,14 x 5002
      L =  196.250 m2                                                    
1500 ≠ 196.250  m2.
Jadi, jawaban Kiki dan Robi salah.

6
















4














6







4

4.
A. Memahami Masalah
Membuat model Matematika
Dik : Kolam ikan berbentuk lingkaran
   Panjang tali = 43,96 m
Dit : Jari – jari  kolam (r) = ?
Jadi, informasi diatas cukup untuk menghitung jari-jari kolam.
B.    Merencanakan Penyelesaian Masalah
Untuk menghitung jari-jari kolam tersebut terlebih dahulu kita dapat mengetahui keliling kolam dari data diatas. Diketahui bahwa panjang tali untuk mengukur kolam yaitu 43,96 m. Panjang tali = Keliling  kolam (K) = 43,96 m.
C.    Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Menghitung jari-jari kolam dengan :
        K       = 2 r
        K       = 2x 3,14 x r
     43,96    =  6,2 r
   r        = 
    r       =  7 m
Jadi, jari- jari kolam adalah 7 m.
D.    Memeriksa kembali
Menurut Sari jari-jari kolam adalah 4 m.
        K       = 2 r
        K       = 2x 3,14 x r
     43,96    =  6,2 r
         r        = 
         r        =  7 m

 4 ≠ 7 m
sedangkan menurut Rani jari-jari kolam adalah 3m.
        K       = 2 r
        K       = 2x 3,14 x r
     43,96    =  6,2 r
   r        = 
   r        =  7 m
 3 ≠ 7 m.
Jadi, jawaban Sari dan Rani Salah.


6










4








6










4
5.
A. Memahami Masalah
Model matematikanya :
Dik : Lingkaran A memiliki diameter sebesar D         
         Lingkaran B diameternya 3D.
         dA = D
         dB = 3D
Dit : Perbandingan Luas lingkaran A dan lingkaran B
Jadi, data diatas cukup untuk menghitung pernbandingan L.lingkaran A dan L.lingk B
B.    Merencanakan Penyelesaian Masalah
Untuk menghitung perbandingan antara Luas lingk.A dan Luas Lingk.B, Maka terlebih dahulu mencari masing-masing luas dari lingkaran A dan B.
C.    Menyelesaikan Pemecahan Masalah
 L. Lingk. A = 1/4  D2                     L. Lingk. B = 1/4  D2       
 L. Lingk. A  =                    L. Lingk. B  = 1/4 (3D)2      
           =
Jadi, perbandingan luas lingkaran A dan luas lingkaran B adalah 1: 9
D.    Memeriksa kembali
Menurut Fika perbandingan luas lingkaran A dan B adalah 2:3.
   =
 2:3 ≠ 1: 9.
 sedangkan menurut Fani perbandingan luas lingkaran A dan B adalah 1:3.
     =
1: 3 ≠ 1: 9.
Jadi, Jawaban Fani dan Fika Salah.

6















4








6



4


Jumlah
100

2.7.       Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Description: E:\20170919_125211.jpg Description: E:\20170919_125225.jpg

          Berdasarkan hasil dari jawaban siswa kelas IX-1 diketahui bahwa, kemampuan pemecahan masalah rata – rata yang dimiliki siswa masih sangat rendah ditunjukkan oleh  jawaban  siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 dari 5 soal yang ujikan.  Banyak siswa yang belum mampu dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurang memahami dan teliti dalam memecahkan masalah salah satu hasil jawaban siswa ditunjukkan oleh foto pertama merupakan hasil dengan nilai tertinggi dan foto kedua dengan nilai terendah.
      Dilihat dari soal  no 1 dan 2  rata – rata siswa mengerjakan soal  hanya sampai pada tahap memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah. Hanya lembar  jawaban yang pada foto 1 menyelesaikan maslah sudah sampai pada tahap menyelesaikan pemecahan masalah, tidak ada siswa yang mengerjakan soal sampai pada ke tahap memeriksa kembali jawaban mereka.
Lebih lengkapnya hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa ditunjukkan pada tabel berikut :
No
Nama Siswa
No Soal
Total Skor
1
2
3
4
5
1
Daniel
8
10
6
6
6
36
2
Titohn
10
6
8
6
6
36
3
Rosa
10
8
6
6
6
36
4
Edwin
18
8
6
6
6
42
5
Andam
16
10
8
6
6
46
6
Riffaldi
16
12
8
6
6
48
7
Natalia
12
10
6
6
6
40
8
Juli
8
6
6
6
6
32
9
Oktavia
6
6
6
6
6
30
10
Jusmi
10
8
6
6
6
36
11
Abim
8
11
10
8
6
43
12
Agung
12
10
6
6
6
40
13
Cristian
12
6
6
6
6
36
14
Eko
12
6
6
6
6
36
15
Aldinan
10
6
6
6
6
34
16
fresli
8
6
6
6
6
32
17
Irfan
12
6
6
6
6
36
18
Riki
12
10
6
6
6
40
19
Risfan
12
10
6
6
6
40
20
Dodi
8
10
6
6
6
36
Jumlah
220
165
130
122
120
755


BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Pemecahan masalah matematika  (problem solving) adalah suatu usaha menemukan solusi dari suatu masalah matematika dengan menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan matematika yang telah diperoleh sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran ini menekankan pada berpikir kritis siswa dan keterampilan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran dengan mengaitkan pada dunia nyata dan pengalaman siswa.
Strategi pembelajaran problem solving adalah suatu strategi pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik yang dapat melatih peserta didik untuk menghadapi berbagai masalah serta dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang ada tersebut.
Adapun karakteristik dari strategi pembelajaran problem solving adalah (1) Diawali dari sebuah masalah, (2) Adanya tuntutan dari peserta didik untuk berpikir dan bertindak kreatif, (3) Adanya tuntutan bagi peserta didik untuk memecahkan masalah, (4) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, (5) Peserta didik bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil, (6) Pengajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mengandung persoalan-persoalan untuk dipecahkan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran problem solving. Salah satu kelebihan dari strategi ini adalah pemecahan melibatkan peserta didik secara aktif dan sengaja belajar masalah, mengembangkan pemikiran mereka dan penalaran mereka serta keterampilan mereka yaitu berupa, kemampuan mereka untuk menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan mereka yang sudah ada dengan situasi baru, untuk mengenali perubahannya antara fakta dan opini, dan untuk membuat penilaian objektif. Sedangkan salah satu kekurangannya adalah kecuali peserta didik memahami mengapa mereka sedang berusaha untuk memecahkan masalah tertentu, mereka mungkin tidak belajar apa yang menjadi tema belajarnya. Misalnya, mereka fokus pada strategi dan bukan pada prinsip-prinsip yang pendidik ingin mereka temukan.
          Adapun tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran problem solving yaitu, Tahap analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah dan menyimpulkan data yang ada, Tahap perencanaan pemecahan masalah, Tahap melakukan perhitungan,Tahap pengecekan. Strategi ini dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia, contohnya dalam pokok bahasan asam basa dengan memberikan contoh permasalahan yang relevan dengan kehidupan nyata.




DAFTAR PUSTAKA
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika. Medan : Perdana
              Publishing
Djamarah, S.Bahari dan Zain.A. 2006. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta:  
              Rineka Cipta
Triyanto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
              Kencana
Gamze Sezgin Selcuk, September 2008, The Effects of Problem Solving
              Instruction of  Physics Achievement, Problem Solving Performance and  
              Strategy Use. Jurnal of Physics Education. Volume 2, No. 3.
Patnani Miwa, 2013, Upaya Meningkatkan Kemampuan Problem   
               Solving Pada Mahasiswa. Jurnal Psikogenesis Vol. 1 No. 2          
Winarso Widodo, 2014. Problem solving, Creativity dan Decision Making Dalam     
              Pembelajaran Matematika. Jurnal Eduma Vol. 3 No. 1
Sumartini Sri Tina, 2016. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 
             Matematis Siswa Pembelajaran Berbasis Masalah . Jurnal Moshrafa Vol.
           8 No.3. Jurnal Pendidikan  Matematika STKIP Garut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar